KEPEMIMPINAN PEMEBALAJARAN KEPALA
MADRASAH
Ahmad Ya’kub
MTs Hidayatul Anam
Jl.Jambu No.1 Rt.010/05 Jati
Padang Pasar Minggu Jakarta Selatan
Email: ahmadyakub2@yahoo.com
Abstrak: Kepala madrasah merupakan orang yang
memiliki kewenangan untuk mengelola madrasah. Ditangan kepala madrasahlah,
Madrasah dapat memiliki branding(keunikan)
ditengah masyarakat, memiliki siswa yang berprestasi. Sebab kepala madrasah diharapkan memiliki kemampuan
untuk dapat mengelola madrasah dengan optimal. Kompetensi yang harus dimiliki
kepala madrasah antara lain, kemampuan kepribadian, kompetensi edukator, kemampuan manajer, kemampuan administrator, Kemampuan supervisor
(Saefuddin, 2018: 6-7). Dengan kemampuan-kemampuan tersebut maka kepala
madrasah diharapkan dapat mengelola madrasah dengan baik. Dengan pengelolaan madrasah
optimal maka kinerja guru dan prestasi
siswa meningkat.
Kata kunci: Kepemimpinan Pembelajaran, Kepala Madrasah
I.
PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan salah komponen yang urgen dalam mengelola madrasah. Kemampuan kepemimpinan pembelajaran
sangat penting dalam menghasilkan out put
yang berkualitas. Ketidakmampuan
kepemimpinan pembelajaran Kepala madrasah berakibat pada perencanaan
pembelajaran, proses pemebelajaran, dan hasil pemebelajaran. Sehingga madrasah
yang dikelola menjadi tidak efesien dan efektif.
Menurut data bahwa Indonesia Berdasarkan data dari global competitiveness index tahun 2013, Indonesia berada
di
urutan ke-38 dari 148 negara. Sementara
Singapura menempati posisi ke-2, Malaysia
ke-24, Brunei ke-26, Thailand ke-37, Philipina ke-59 dan Vietnam berada
di posisi ke-70
(Wangke, 2014). Indeks pembangunan manusia Indonesia telah
meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun masih dalam kategori rendah dibandingkan negara-
negara lainnya, khususnya di ASEAN. Pemerintah
Indonesia tiada henti melakukan upaya
untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Berbagai kebijakan dan strategi telah
diterapkan, seperti perubahan kurikulum untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional yang
diamanatkan dalam Undang-Undang
Republik
Indonesia nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Diperlukan
optimalisasi peran komponen pendidikan untuk
mencapai lompatan tinggi dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu
komponen pendidikan untuk jenjang sekolah dasar
dan
menengah adalah kepala sekolah.
Atas dasar itu, terdapat beberapa komponen yang perlu
diperhatikan dalam proses pembelajaran diantaranya: guru, siswa, kurikulum,
sarana (media pembelajaran) dan prasaran. Siswa merupakan salah satu komponen proses pembelajaran. Siswa yang akan
mendapatkan prestasi belajar yang tinggi apabila senantiasa memperhatikan apa
yang disampaikan guru dalam segala hal.
Dalam hal ini siswa diharapkan untuk dapat berkonsentrasi belajar. Karena konsentrasi belajar merupakan salah satu yang
amat penting dalam kegiatan proses pembelajaran. Baik pembelajaran mandiri atau
berkelompok.
Sebagai manajer, kepala sekolah harus
mampu mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi
dan misi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.. Sebagai manejer, kepala
sekolah dituntut mampu membuat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta
pengawasan. Untuk itu, kepala sekolah dituntut untuk selalu membuat
perencanaan dan program kerja, mengingat umur lembaga pendidikan ini tidak
tergolong muda lagi. Maka, peran manajer dalam hal ini adalah kepala sekolah,.
Sangat dituntut untuk senantiasa mampu dan bisa mengembangan sekolah. Baik,
dari penyiapan profesionalisme tenaga kepndidikan, penyediaan sarana dan
prasana sampai dengan kepuasaan peliayanan sekolah terhadap pelanggan sekolah. Perwujudan
masyarakat berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam
mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan
keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan professional pada
bidangnya masing-masing (Mulyasa, 2004: 3). Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus
dilakukan baik secara konvensional maupun secara inovatif. Kepala sekolah
sebagai pemimpin pendidikan merupakan orang yang paling bertanggung jawab
terhadap keberhasilan pendidikan di sekolahnya. Kepala sekolah berkaitan dengan
kepemimpinan dalam pelaksanaan tugas dan hubungan antar manusia. Maka syarat
yang harus dipenuhi seseorang yang dipilih atau diangkat menjadi kepala sekolah
harus mempunyai kemampuan dalam menjalankan tugas dan kemampuan dalam membina
hubungan baik dengan semua personel sekolah (Muhroji, 2004: 86). Berkaitan dengan kepemimpinan
kepala sekolah dalam pendidikan meliputi proses menggerakkan, mempengaruhi,
memberikan motivasi dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi/lembaga
pendidikan terutama untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin pendidikan dalam hal ini
adalah kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan membimbing,
menggerakkan serta mendorong dan mengarahkan orang-orang yang ada dalam lembaga
pendidikan, yaitu mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan sebelumnya
(Arifin dan Permadi, 2007:45). Kepala sekolah termasuk pemimpin formal dalam
lembaga pendidikan. diartikan sebagai kepala, karena kepala sekolah adalah
pejabat tertinggi di sekolah, misalnya di sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, dan sekolah menengah umum. Kepala sekolah merupakan penanggung jawab
utama secara struktural dan administratif sekolah. Oleh karena itu, ia memiliki
staf dan pejabat yang berada di bawah pimpinannya. Sebagai kepala sekolah, ia
juga berfungsi sebagai pemimpin yang menjalankan kepimpinannya di sekolah. Para
guru dan karyawan sekolah adalah bawahannya yang berada di bawah otoritas
kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam menjalankan 4 kepemimpinannya,
kepala sekolah dibantu oleh seorang wakil kepala sekolah (Herabudin, 2009:
201). Purwanto (2006:106) menyatakan bahwa berkaitan dengan kepemimpinan kepala
sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu untuk
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami,
menguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan
fungsinya sebagai administrasi pendidikan. Sebagai manajer, kepala sekolah
harus mampu mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan
visi dan misi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, kepala
sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir secara
analitik dan konseptual dan harus senantiasa berusaha untuk menjadi guru
penengah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapai oleh para tenaga
kependidikan yang menjadi bawahannya, serta berusaha untuk mengambil keputusan
yang memuaskan bagi semua (Mulyasa, 2003: 103). Sebagai manejer, kepala sekolah
dituntut mampu membuat perencanaan, pengorganisasian, pengrahan serta
pengawasan.
Berdasarkan uraian tersebut
penulis tertarik dengan untuk menulis artikel tentang “kepemimpinan
pembelajaran kepala madrasah”.
II. PEMBAHASAN
A.
Definisi
Kepemimpinan Pembelajaran
Menurut
Daresh dan Playco (1995) mendefinisikan kepemimpinan pembelajaran sebagai
upaya memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat
memperbaiki prestasi belajar siswanya. Kepemimpinan
Pembelajaran untuk mengembangkan lingkungan kerja yang produktif
dan memuaskan bagi guru pada akhirya mampu menciptakan kondisi belajar siswa
semakin meningkat. Definisi tersebut dapat penulis katakan bahwa
kepemimpinan pembelajaran tiga komponen yaiitu, Kepala Madrasah, Guru, dan
Siswa. Kepala Madrasah Icon penting memimpin guru dan siswa agar yang dipimpin
memiliki prestasi yang belajar yang baik. Kalau prestasi mengajarnya lebih baik
maka akan meningkat prestasi siswa dalam hasil belajarnya.
Menurut Eggen dan Khauchak
(2004) Kepemimpinan pembelajaran
merupakan tindakan yang mengarah pada terciptanya iklim sekolah
yang mampu mendorong terjadinya proses pembelajaran yang optimal. Menurut penulis dapat digarisbawahi bahwa point penting adalah 1. Adanya
tindakan dari kepala madrasah 2. Ada upaya motivasi dari kepala madrasah
terhadap lingkungan sekolah 3. Proses pembelajaran yang optimal. Kaitanya dalam
hal tersebut maka kepala madrasah agar mampu memfungsikan sebagai motivator dan
pelaku sebagai manager yang mampu mengelola lingkungan madrasah dengan iklim
yang kondusif dengan semua warga madrasah agar tercipta proses pembelajaran
optimal dan memiliki prestasi yang tinggi. Menjadikan iklim sekolah mampu
mengedukasi seluruh warga madrasah agar dapat belajar dengan nyaman dan baik.
Dengan begitu maka akan memperoleh prestasi yang baik.
Ahli lain, Petterson (1993), mendefinisikan kepemimpinan pembelajaran yang
efektif sebagai berikut:
a.
Kepala
sekolah mensosialisasikan dan menamkan isi dan makna visi sekolahnya dengan
baik. Dia juga mampu membangun kebiasaan-kebiasaan berbagi pendapat atau urun
rembug dalam merumuskan visi dan misi sekolahnya, dan dia selalu menjaga agar
visi dan misi sekolah yang telah disepakati oleh warga sekolah hidup subur
dalam implementasinya;
b.
Kepala
sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan sekolah
(manajemen partisipatif). Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan
dalam pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional sekolah sesuai
dengan kemampuan dan batas-batas yuridiksi yang berlaku.
c.
Kepala
sekolah memberikan dukungan terhadap
pembelajaran, misalnya dia mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan pada
kepentingan belajar siswa harus menjadi prioritas.
d.
Kepala sekolah melakukan pemantauan
terhadap proses belajar
mengajar sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang sedang
berlangsung didalam sekolah.
e.
Kepala
sekolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan berbagai cara dia dapat
mengetahui kesulitan pembelajaran dan dapat membantu guru dalam mengatasi
kesulitan belajar tersebut.
Haris (2014:10) meyatakan, “It seems
that
instructional leadership is little more than a shorthand way of describing those leadership influences and
practice within an organization
that impact upon student achievement.” Pendapat-pendapat para
ahli tentang kepemimpinan
instruksional pada hakikatnya terdapat persamaan, yaitu fokus pada proses dan hasil belajar
siswa melalui guru. Perbedaannya
hanyalah terletak pada redaksionalnya saja..
Penulis dapat mendefinisikan Kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan
yang memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang komponen-komponennya
meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen (penilaian hasil belajar),
penilaian serta pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan
pembangunan komunitas belajar di sekolah serta
dapat menciptakan iklim madrasah yang kondusif
B. Model Kepemimpinan Pembelajaran
C. Peran kepala Madrasah dalam Kepemimpinan Madrasah
Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau
kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi
kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan
kelompak atau organisasi masig-masing
yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam bukan di luar situasi
tersebut fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan
dalam interaksi antar individu di dalam situasi suatu kelompok atau organisasi.
(Vethzal Rivai: 2004: 53)
Secara operasional fungsi kepemimpinan, dapat di bedakan
dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu :
1.
Fungsi
Instruksi
Fungsi ini bersifat
komunikasi satu arah pemimpin sebagai komunikasi merupakan pihak yang
menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar
keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif
memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau
melaksanakan perintah.
2.
Fungsi
Konsultasi
Konsultasi
itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back)
untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultasi dapat diharapkan
keputusan-keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah
menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.
3.
Fungsi
Partisipatif
Dalam
menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang di
pimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Partipatif tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi
dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak
mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus
tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan buka pelaksana.
4.
Fungsi
Delegasi
Fungsi
ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan
keputusan, baik melalui persetujuan
maupun tanpa persetujuan dari pemimpin fungsi delegasi pada dasarnya
berarti kepercayaan orang-orang penerima delegasi itu harus di yakini merupakan
pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.
5.
Fungsi
Pengendalian
Fungsi
pengendalian bermaksud kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur
aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian
dapat di wujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan dan pengawasan.
Sedangkan menurut Burns, peran atau fungsi kepemimipinan (leadership
function), adalah sebagai berikut : penentu arah, sebagai agen perubahan,
juru bicara, dan pelatih.(JM.Burn,1987: 111)
Fungsi artinya
jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu
bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi
sosial dalam kehidupan kelompak atau
organisasi masig-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di
dalam bukan di luar situasi tersebut fungsi kepemimpinan merupakan gejala
sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi
suatu kelompok atau organisasi. (Vethzal Rivai: 2004: 53)
Sedangkan menurut Bernard yang di kutip oleh
Burhanudin, menyebutkan fungsi kepemipinan meliputi, menentukan sasaran atau
tujuan, manipulasi cara, perubahan tindakan dan merancang usaha-usaha yang
terkoordinasi (Burhanuddin,1994: 5) Fungsi seorang pemimpin, akan sangat menentukan
kemana dan akan menjadi apa organisasi yang dipimpinnya. Sehingga dengan
kehadiran seorang pemimpin akan membuat organisasi menjadi satu kesatuan yang
memiliki kekuatan untuk berkembang dan tumbuh menjadi lebih besar. Begitu juga
dengan kepala madrasah sebagai pemimpin lembaga pendidikan formal mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pemberdayaan tenaga kependidikan.
Secara operasional fungsi
kepemimpinan, dapat di bedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu :
6.
Fungsi
Instruksi
Fungsi ini bersifat
komunikasi satu arah pemimpin sebagai komunikasi merupakan pihak yang
menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar
keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif
memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau
melaksanakan perintah.
7.
Fungsi
Konsultasi
Konsultasi itu
dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back)
untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultasi dapat diharapkan
keputusan-keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah
menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.
8.
Fungsi
Partisipatif
Dalam
menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang di
pimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Partipatif tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi
dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak
mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus
tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan buka pelaksana.
9.
Fungsi
Delegasi
Fungsi
ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan
keputusan, baik melalui persetujuan
maupun tanpa persetujuan dari pemimpin fungsi delegasi pada dasarnya berarti
kepercayaan orang-orang penerima delegasi itu harus di yakini merupakan
pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.
10.
Fungsi
Pengendalian
Fungsi
pengendalian bermaksud kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur
aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian
dapat di wujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan dan pengawasan.
Sedangkan menurut Burns, peran atau fungsi kepemimipinan (leadership
function), adalah sebagai berikut : penentu arah, sebagai agen perubahan,
juru bicara, dan pelatih. (JM.Burn,1987: 111)
D. TUJUAN KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
Tujuan utama kepemimpinan
pembelajaran adalah memberikan layanan prima kepada semua siswa
agar mereka mampu mengembangkan potensi kualitas dasar dan kualitas
instrumentalnya untuk menghadapi masa depan yang belum diketahui dan sarat
dengan tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Menurut Slamet PH (2001),
kualitas dasar meliputi kualitas daya pikir, daya hati, dan daya pisik/raga.
Daya pikir meliputi cara-cara berpikir induktif, deduktif, ilmiah, kritis,
kreatif, inovatif, lateral, dan berpikir sistem. Daya hati (qolbu) meliputi
kasih sayang, empati, kesopan santunan, kejujuran, integritas, kedisiplinan,
kerjasama, demokrasi, kerendahan hati, perdamaian, repek kepada orang lain,
tanggungjawab, toleransi, dan kesatuan serta persatuan (terlalu banyak untuk
disebut semuanya). Daya pisik meliputi kesehatan, kestaminaan, ketahanan, dan
keterampilan. Kualitas instrumental meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta seni. Ilmu pengetahuan dapat digolongkan menjadi ilmu
pengetahuan lunak (sosiologi, politik, ekonomi, pendidikan, antroplogi, dan
yang sejenis). Ilmu pengetahuan keras meliputi metematika, fisika, kimia,
biologi, dan astronomi. Teknologi meliputi teknologi konstruksi, manufaktur,
transportasi, telekomunikasi, energi, bio, dan bahan. Seni terdiri dari seni
suara, musik, tari, kriya, dan rupa.
Dengan kata lain, tujuan kepemimpinan
pembelajaran adalah untuk memfasilitasi pembelajaran agar siswanya meningkat
prestasi belajarnya, meningkat kepuasan belajarnya, meningkat motivasi
belajarnya, meningkat keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa
kewirausahaannya, dan meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus-menerus
sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang
dengan pesat.
Komentar
Posting Komentar